Baru pulang dari daerah Tebet. Naik Sepeda Motor. Habis ketemu temen lama.
Dulu sebenarnya beberapa kali ke tempat itu, tapi kok agak lupa. Soalnya biasanya naik mobil dan ada navigatornya. Ini tadi harus nanya beberapa kali ke orang. Bener juga kata pepatah “Malu bertanya, gak jadi bertanya”. 😛
Seperti biasanya, kalau bertanya tentang arah suatu tempat, saya mengakhirinya dengan ucapan terima kasih. Dan seperti biasanya juga, pemberi informasi akan menjawab “sama-sama”, “ok”, “ya mas”, atau hanya tersenyum dan mengangguk. Tapi tadi itu agak antik, salah satu rasi bintang penunjuk arahku, seorang tukang parkir, menjawab “sama-sama mas, ati-ati di jalan ya…”.
Ya, sebuah jawaban yang tidak biasa dilontarkan kepada orang seperti saya yang tidak dikenalnya, hanya numpang lewat, dan mungkin hanya mengganggu saja. Sebuah jawaban yang mengalir dari hati yang tulus dan penuh empati. Itu bisa dirasakan, karena kata-kata manis yang hanya keluar begitu saja dari mulut juga akan hanya didengar begitu saja oleh telinga. Kata-kata yang bersumber dari hulu hati, akan sampai di hilir hati pendengarnya.
Terima kasih kepada bapak yang tidak saya tahu namanya. Semoga dengan memnunjukkan jalan kepadaku tadi, panjenengan selalu diberi putunjuk oleh tuhan, terang benderang jalur panjenengan menuju surga kelak. Amin.